Rabu, 23 Maret 2016

Mengatasi "sayangnya processcom. systemui telah berhenti" Pada hp Advan


Karena hp gue yg lama rusak,  akhirnya beli lagi yg baru.  Dg mempertimbangkan harga dan fitur,  akhirnya aku pilih hp Advan 5500 Barca Edition. Sayangnya ada sedikit masalah.  Setiap membuka gembok,  muncul peringatan "sayangnya processcom. systemui telah berhenti". Lalu apa solusinya??

Setelah kuutak-utik,  langkah pengobatan sementara adalah membuka layar notifikasi.  Caranya : geser bagian kiri atas layar ke bawah,  lalu pilih ikon pencari.  Buka aplikasi yg diinginkan dari pencari.

Tapi itu belum menyembuhkan.  Masih belum nyaman.  Dengan modal google hasilnya masih kurang memuaskan.  Kebanyakan menganjurkan hard reset,  dengan efek samping menghapus aplikasi yg sudah diinstall.  Beuh,  siapa yg mau??

Setelah kuamati baik2, gue berkesimpulan klo sepertinya penyakitnya ada di "gembok". Lalu gue buka Google Play Store dan mengetikkan kata kunci "screen locker". Lalu install yg sesuai selera.  Aplikasi ini gunanya utk menggantikan gembok bawaan dan bikin tambah cakep.  Semoga membantu.

Minggu, 20 Maret 2016

Apa makna di balik tagar #PropagandaLiberal


Belakangan di dunia twitter terjadi perdebatan sengit. Pokoknya masalahnya adalah Fahira Idris, anggota DPD, menulis kultwit yg menolak pemimpin non muslim. Sejumlah pihak menyayangkan isi twitnya itu, apalagi kultwit tersebut dihiasi dengan tagar #PropagandaLiberal.

Penulis pada awalnya malas mengikuti, tapi komentar-komentar yang terus bermunculan membuat rasa kepo menyeruak. Untuk mencari tahu, penulis mengklik tagar #PropagandaLiberal dan hasilnya cukup mengejutkan. Di urutan teratas hasil pencarian yang muncul bukanlah akun @fahiraidris melainkan @hafidz_ary. Anehnya, setelah saya cek ternyata beberapa akun (yang dari bio dan isi twitnya berafiliasi dengan kelompok tertentu) menulis kultwit yang sama serentak pada waktu bersamaan. Belakangan hal ini saya ketahui dinamakan twitmob.

Pertanyaan yang menyeruak tentu saja : siapa penulis asli kultwit tersebut? Apa tujuannya? Dan hal yang paling penting menurut penulis adalah : kenapa seorang anggota DPD bisa ikut-ikutan twitmob? Apakah karena dia sudah membaca, suka lalu menyebarkannya? Tapi etikanya, jika kultwit tersebut adalah karya orang lain maka hendaknya di-RT bukan ditulis ulang tanpa menyebutkan sumbernya. Kemungkinan lainnya, akun @fahiraidris memakai admin? Tapi selama ini tidak pernah ada pernyataan kalau akun tersebut memakai admin. Cuitan-cuitan tanggapan juga menegasikan kalau akun tersebut diretas atau dipakai tanpa ijin.

Sampai di sini pertanyaan penulis belum ada yang terjawab. Sumber pertama dan tujuan belum bisa diketahui dengan pasti. Tapi menurut pendapat penulis, ada ideologi yang coba ditanamkan lewat twitmob tersebut, yang sayangnya dengan cara-cara yang tidak elegan. Berikut tanda-tanda yang penulis tangkap :

1. Menciptakan musuh bersama yang membuat target merasa tidak aman. Ini membuat target akan kehilangan rasionalitas, meningkatkan kecurigaan, dan pada akhirnya mencari perlindungan kepada lingkungan yang dia anggap teman. Musuh bersama dalam twitmob tersebut dikatakan seolah-olah akan membahayakan kehidupan muslim.

2. Pemisahan identitas. Dalam twitmob tersebut, identitas musuh bersama adalah "kaum liberal" sementara identitas penulis twitmob dan targetnya adalah "muslim". Ini gampang dipahami bahwa kaum muslim sebagai mayoritas di Indonesia mencoba dirangkul untuk mengikuti ideologi tertentu. Ideologi apa? Ideologi yang diberi identitas "tidak liberal".

Identitas bisa menjadi pemersatu sekaligus pemecah. Seorang Rio Haryanto yang menjalani debut di F1 menjadi milik orang-orang yang merasa memiliki identitas sama, identitas sebagai warga Indonesia. Tapi di lain waktu mungkin orang-orang akan memusuhi Rio karena perbedaan identitas, identitas dalam agama, suku, ras, pilihan politik atau gender. Hal ini yang menjadi anjuran untuk pembaca sekalian. Pahami identitas diri kalian sendiri. Dan identitas paling hakiki kita semua adalah MANUSIA. Kita semua adalah manusia yang berhak untuk hidup aman dan damai tanpa diskriminasi.

Salam

Kamis, 03 Maret 2016

Bagaimana Fasis Bisa Berkembang

1. Dapat cerita menarik mengenai eksperimen sosial The Third Wave, berkaitan potensi tumbuhnya fasisme di negara demokrasi
2. Di negara demokrasi? Iya, justru fasisme dengan gampang tumbuh subur di tempat yg memungkinkan orang bebas berpendapat
3. Adalah seorang guru, Rone Jones, di Palo Alto tahun 1967 sedang mengajar soal Naziisme di PD 2
4. Muridnya bertanya, "bagaimana mungkin bangsa Jerman yg kala itu cukup maju, bisa tak sadar ada penindasan oleh dirinya sendiri?"
5. "Bagaimana mungkin orang Jerman tidak menyadari holocaust sbg sesuatu yang salah?
6. Kok mereka bisa segitu percayanya kepada pemimpinnya yang ngaco
7. Ron Jones kebingungan dan tidak mampu menjelaskan hal tsb kepada muridnya. Sehingga ia putuskan memprakterkkan sendiri fasisme di kelas.
8. Tujuan Ron Jones sebenarnya supaya murid2 memahami dengan mempraktekkan, namun nyaris berakhir bencana...
9. Eksperimen The Third Wave berjalan beberapa hari. Membangun sedikit sedikit suasana fasisme dalam satu kelompok kecil...
10. ... dan menyaksikan bagaimana pengaruh kelompok tadi dengan cepat berkembang. Membuat semua orang patuh tanpa alasan :)
11. Hari 1, Ron Jones, dgn manfaatkan kebebasan berbicara dan berpikir. Pengaruhi murid2nya dgn alasan "disiplin" utk buat diri lebih baik
12. Ron Jones memberi perbaikan2 remeh seperti cara duduk yg tegap, memandang guru sbg figur otoriter, dan akhirnya...
13. Dan akhirnya tanya jawab pun diatur dengan cara yang disiplin. Satu kalimat boleh tiga kata, diakhir "..Mr Jones"
14. Perkiraan Ron Jones terbukti, semua orang merasa menjadi lebih baik dengan disiplin2 baru yg diterapkan di kelas ini.
15. Semua orang sangat percaya kpd Ron Jones. Bahwa disiplin membuat diri tiap orang lebih baik. Dan gurunya adalah yg paling benar.
16. Disiplin dilatih dengan cara yang otoriter. Setiap kesalahan kecil dikoreksi, yang melakukan diwajibkan mengulang2 sampai sempurna
17. Setelah berhasil tanamkan otoriterianisme ke dalam tiap individu, Di hari 2 mereka diyakinkan utk mempraktekkan dalam skala komunitas
18. Ron Jones mulai beri identitas kpd kelompok tersebut: The Third Waves. Masing2 diberi tugas, bikin logo, bikin spanduk, dll..
19. Dan Ron Jones secara tak sengaja ciptakan salam khas fasisme, dengan melingkarkan tangan ke bahu.
20. Dengan segera salam khas fasisme tersebut menyebar. Dimanfaatkan utk saling sapa antar kelompok The Third Waves
21. Dengan segera salam yg eksklusif ini menarik kekaguman murid-murid lainnya. Seisi sekolah ingin bergabung.
22. Asik ya? Sesuatu yang tak bisa dijelaskan dengan kata2, patuh tanpa alasan, tiba2 menyebar dgn cepat..
23. Seisi kelas langsung merasa punya kebanggaan. Merekalah yang terbaik. Yang lain cuma sampah..
24. Langkah selanjutnya adalah ciptakan eksklusivitas semu. Yang ingin bergabung (seolah) dibatasi. Beberapa murid ditunjuk khusus rekrutmen
25. Yang berhasil masuk dihadiahi identitas khas fasisme. Kelompok itu tiba2 eksis. 200 orang (dalam 3 hari!) bergabung. Tanpa alasan jelas!
26. Disiplin kelompok tersebut memuncak. Bahkan pelanggaran2 kecil pun dilaporkan oleh member kepada Ron Jones. Ia jadi kultus baru! :)
26. Kelompok tersebut menjadikan Ron Jones sebagai seseorang yang paling benar, tak boleh dibantah. Di manapun, dia disapa dan dihormati
27. Beberapa murid d luar kelompok yg menyisakan kritisme, dibully habis. Bahkan majalah sekolah yg melaporkan aktivitas ini pun diserang.
28. Percobaan The Third Waves yang awalnya cuma ingin memberi pemahaman mengenai fasisme, tiba2 berdiri sebagai fasisme itu sendiri.
29. Sadari eksperimen ini mulai berjalan di luar kendali, Ron Jones berniat menyudahi. Tp murid2 melanjutkan sendiri sehingga makin menular
30. Suasana kelas makin mencekam. Murid2 yang tak sepaham dipojokkan...
41. Tapi murid2 yang praktekkan The Third Wave sendiripun tak paham apa yg mereka lakukan. Saat diskusi mereka gagap..
42. Yang mereka tahu hanya mereka praktekkan "KEBENARAN ABSOLUT". Yang berani menentang=salah..
43. Jika diajak berdiskusi, apa sebenarnya The Third Wave itu, di mana kebenarannya, mereka tak sanggup jawab..
44. Keadaan kelas memang membaik. Semua murid berdisiplin. Sehingga mereka tidak sadar ada sesuatu yang aneh sdg berjalan di kelompok mereka
45. Mereka tanpa sadar menjadikan Ron Jones sebagai kultus sembahan. Tanpa alasan logis. Dan merasa itu hal yang wajar.
46. Sehingga terbukti di masyarakat yg menjunjung tinggi kebebasan berpendapat dan membenci NAZI pun bisa disulap jadi masyarakat fasis!
47. Ron Jones tiba2 sadar ini tidak mengarah kepada kondisi yang baik. Ia putuskan utk bubarkan eksperimen ini segera
48. Di hari keempat, Ron Jones mengumumkan The Third Wave akan menjadi sebuah gerakan nasional. Besok akan diumumkan pemimpinnya.
49. Seluruh peserta gerakan The Third Wave dikumpulkan di hari kelima. Lalu pengumuman mendebarkan itu dimulai..
50. Dengan membangun suasana heroik, Ron Jones mengumumkan bahwa...
51. ... Bahwa ini hanyalah sebuah eksperimen. Ron Jones brterima kasih atas partisipasinya, dan berhasil ciptakan fasisme setara dengan NAZI
52. Kemudian semua orang diputarkan sebuah film mengenai NAZI di Jerman, sebagai penutup.
53. Begitu kuatnya pengaruh eksperimen sosial fasisme ini, hingga berpengaruh kepada psikologis peserta bertahun2 setelahnya
54. Kasus The Third Wave ini dijadikan kajian psikologis, dalam tema peer pressure dan perilaku gang di kalangan muda.
55. Beberapa tulisan, film, dan sinetron dokumenter terinspirasi dari eksperimen ini, puluhan tahun setelahnya.
56. Fasisme bisa terjadi, bahkan di negara paling demokratis sekalipun, jika ada orang2 yg memulai dgn cara yang tepat
57. Ide fasisme yang disepahami (walaupun awalnya tidak mengaku fasis), akan dengan cepat menyebar dan meraup pendukung.
58. Jika kita tak dapat menjelaskan ide apa yang sedang kita bela, kenapa kita membelanya, apa tujuan kita membelanya, hati2lah :)